Lombok Barat NTB - Mencegah faham-faham Radikal bagi generasi muda, Divisi Humas Polri melaksanakan Silaturahmi Kamtibmas dalam rangka Kontra Radikal dengan tema “Teroris Musuh Bersama” di Pondok Pesantren (Ponpes) Yatim dan Dhuafa Nurul Hikmah, Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Kamis (29/08/2024).
Hadir pada kesempatan itu, Anggota Divisi Humas Polri, Pembina Ponpes Yatim dan Dhuafa Nurul hikmah, Wakapolresta Mataram, Koramil Narmada, Pemerintah Kecamatan dan Desa Langko, para tokoh Masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda serta para Santri Ponpes Yatim dan Dhuafa Nurul hikmah Langko.
Dalam sambutan pembukaannya, Pimpinan Ponpes Nurul Hikmah, TGH Azhar Rasidi, menyampaikan kegembiraan dan kebahagiaannya atas kesempatan Humas Polri serta rombongan hadir untuk bersilaturahmi bersama keluarga besar Ponpes dan masyarakat di desa Langko.
“Selamat datang di Ponpes Nurul hikmah, semoga kehadiran Bapak-bapak akan menjadi motivasi dan semangat bagi para Santri dan santriwati untuk terus belajar dan menuntut ilmu demi masa depan daerah dan bangsa ini, “ucap Pimpinan Ponpes yang kerap disapa Tuan Guru.
Baca juga:
Tagar #Fihir For DPD RI Ramai Muncul di NTB
|
Dijelaskan bahwa sejak Ponpes berdiri, pihaknya tjdak pernah lepas tangan dengan seluruh stakeholder yang ada,
dan selalu bergandengan baik dengan pihak Pemerintah Desa, Kecamatan, Kabupaten, Koramil, dan Polsek dan seluruh tokoh yang ada dalam setiap pelaksanaan program-program yang dilaksanakan.
Kehadiran Humas Polri dan Narasumber ini tentu menjadi momen berharga bagi para santri/wati di Ponpes Nurul hikmah Desa Langko karena tdntu akan menambah pengetahuan dan ilmu bulan aja untuk anak didik tetapi kepada seluruh yang hadir pada kesempatan ini.
“Sekedar informasi, bahwa hingga saat ini Ponpes Nurul hikmah tidak mengenal dan tidak pernah ingin tau tentang Radikal, “ tutupnya.
Sementara itu Kombes Pol. Erdi Aksaniago, perwakilan Humas Polri dalam sambutan dan keterangannya pada kesempatan tersebut menyampaikan Apresiasi bahwa santri disini tidak mengenal dan tidak ingin kenal dengan teroris dan Radikalisme.
Baca juga:
Aipda Sukardin Disayang Warga Binaan
|
Dikatakannya bahwa, Zaman teknologi saat ini tidak dipungkiri bahwa hampir setengah dari isi otak manusia ada di dalam Handphone, oleh karena itu paling banyak informasi atau isi otak kita berada di Handphone.
Ia katakan, Anak-anak Zaman sekarang berubah karakternya, tidak lagi disebabkan karena pengaruh lingkungan seperti halnya anak-anak zaman dulu, tetapi dominan dipengaruhi oleh Pengaruh teknologi.
Untuk itu Komisaris besar Polisi dari Humas Polri ini meminta kepada santri / santriwati agar semakin bijak dalam menggunakan teknologi. Bijak ber medsos serta mengikuti seluruh perintah dari para guru dan pembina di sini insyaallah akan bermanfaat bagi anak-anak didik.
“Percayakan kehidupan adik-adik kepada para ustadz dan ustadzah insyaallah akan bermanfaat bagi masa depan kelak, “ucapnya.
Pada kesempatan itu Pula, perwakilan Humas Polri membacakan Sambutan Kadiv Humas Polri yang isinya mengatakan silaturahmi Kamtibmas ini merupakan Upaya membangun personal masyarakat guna mencegah faham radikalisme kepada generasi muda yang diketahui tujuannya merubah faham masyarakat untuk menjadi Radikal.
Diharapkan dengan kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman yang akan menjadi benteng bagi masyarakat luas dan generasi muda sehingga faham radikalisme tidak mudah diterima.
“Semoga kegiatan Silaturahmi ini akan bermanfaat bagi kita semua serta dapat membentengi daerah ini dari faham radikalisme, “ tutupnya.
Silaturahmi Kamtibmas diisi pula oleh paparan materi tentang Radikalisme dengan Judul “Teroris Musuh Bersama” dengan menghadirkan Muhammad Nazir Abbas sebagai pemateri.
Perlu diketahui Muhammad Nazir Abas merupakan mantan Teroris yang kini telah lama Insyaf dan mencoba berbagi pengalaman bahwa sesungguhnya faham radikal itu serta kegiatan teroris itu Adah perbuatan yang salah dan melanggar syariat Agama.
Pada kesempatan itu Pria yang merupakan guru dari beberapa teroris asal Indonesia Imam Samudra, Nurdin M.Top dkk tersebut memaparkan pengalaman dirinya hingga masuk dan terseret ke faham radikal.
Selain menyampaikan materi tersebut pada kesempatan itu Pria asal Singapura ini berkesempatan melakukan tanya jawab dari para santri/ Wati Ponpes Yatim dan Dhuafa Nurul Hikmah. (Adb)